Arus Searah
Arus Searah
Perkataan orang yang mulia terkadang sulit untuk di fahami orang awam bahkan terkadang menimbulkan suatu pertanyaan besar bagi si awam dan kontra dalam batin si Awam,sehingga si Awam menyimpulkan sesuatu peryataan dari orang Mulia menimbulkan perpecahan dan ketidak setujuan dari peryataan Orang Mulia tersebut.
Mengenai hal ini bertanyalah si fulan kepada H.Dwi.lalu H.Dwi menjawab dengan sebuah perumpamaan arus listrik.
Coba kamu fikirkan,Kabel yang kecil hanya bisa di lalui oleh Arus searah (DC) dengan tegangan rendah,
berbeda dengan kabel yang yang besar yang bisa dilalui Arus Bolak -Balik (AC) dengan tegangan yang tinggi,
bagaimanakan jika kabel yang kecil itu di lalui arus bolak balik dengan tegangan tinggi?.
Tentunya kabel yang kecil itu terbakar dan meleleh
Begitu pula dengan si awam yang bertanya kepada orang Mulia terkadang menimbulkan kontra
dalam pemahaman dan menyimpulkan bahwa jawaban yang Mulia salah karena orang awam selalu meminta jawaban yang selalu
memyenangkan tidak melalui proses berfikir mendalam hanya di permukaan saja, dikarenakan si awam
terbakar seperti kabel kecil yang di lalui tegangan tinggi.
Apa yang dilakukan oleh orang Mulia selalu berada di garis tengah dengan tidak membenci perbuatan salah dan terlalu memuji perbuatan baik,orang Mulia berada di tengah ini menimbulkan kecemburuan bagi yang merasa sudah baik, bahwa yang mulia seolah-olah mendukung perbuatan si salah.
Sedangkan orang yang terdidik dan terlatih akan memahami orang Mulia berada di tengah ini tiada lain adalah kasih sayang (RAHMAN RAHIM)kepada si salah untuk agar bisa memperbaiki kesalahanya sehingga menjadi sama baiknya,bukan seperti anggapan si dungu yang menyimpulkan yang Mulia mendukung perbuatan si salah.
Silaturahmi
Bagian pertama
Lebaran Idul Fitri 1438 H rombongan kilo yang terdiri dari anak ,menantu,anak kemenakan dan cucu Abah Rusli bersilaturahmi dengan moment bulan Syawal berayaan mendatangi wadah H.Dwi.
Ketika rombongan datang, H.Dwi sudah menunggu di depan pintu rumahnya,menyambut dengan ramah dengsn swasana kekeluargaan yang erat dan tak terlupa Yunus anak H.Dwi,menantu, dan cucu beiau, melengkapi swasana silaturahmi tersebut.
Saling bertanya kabar ramah tamah itu terjalin,sehingga mengerucut pada pembahasan DAMAI
.
Lalu H.Dwi berkata,
kalau menginginkan kata damai maka janganlah melakukan perbuatan yang kita sendiri tidak menginginkanya,
jikalau hal itu yang tidak kita senangi mengenai pada kita maka ingatlah Abah Rusli dan Rasululullah (beliau sambil
menunjuk foto
Abah Rusli),maka kedamaian itu akan terwujud,jangankan dalam keaadaan salah dalam keadaan benarpun terkadang
masih di cela orang
.
Jika masih ada kata dami maka kata perangpun selama itu juga masih ada,karena didunia ini selalu berpasangan,
kalau di negara satu menjadi negara damai maka di negara lain juga pastinya ada kata perang,min dan plus selalu ada
di dunia ini
Maka Nur Muhamad Maujudan NurmaniAllah ma'rifatullah cahayamu dengan perjalanan ahklakul karimah dan
nafsu mutma'inah samapi mendapatkan rahimnya inalillahi wainaillahi rojiun,benar-benar asal nurnya
kembali ke Ahmad
Karena yang diajarkan Abah Rusli iklas.ridha.sabar sangka baik dan sidiq,tablig,amanah dan fatonah yang di bawa
rasululullah,dan saling menjaga silaturahmi seperti sekarang ini maka DAMAI akan selalu ada.
Lalu H.Dwi melajutkan perkataan dalam,
Lebih-lebih kalian yang ada di kilo dua selalu MELAYANI setiap tamu yang datang,sambutlah dengan
ramah kaarena melayani itu di dunia ini terlihat seperti pekerjaan Hina namanya juga pelayan,akan
tetapi sebenarnya itu adalah pekerjaan mulia.
Secara kebetulan datanglah kucing mendekat di kaki H.Dwi lantas H.Dwi memegang kucing tersebut sambil berkata."Ingatlah di bawah sifat hayat,sama',bashar,kalam ada pada kucing ini yang selalu meminta DILAYANI, terlihat disini MELAYANI dan DILAYANI mana yang lebih mulia?.
Maka terbentuklah kata MEDI ,dalam bahasa jawa yang artinya HANTU.
(awalam ME=membentuk kata aktif.awalan DI=
membentuk kata pasif)
Menyebut nama Hantu kekanakan yang ikut balik bertanya akan ketakutannya pada sosok hantu,lalu
H.Dwi berkata dengan ringan,Takutlah kepada sesama Manusia untuk menyakitinya,bukan takut kepada Hantu.
H.Dwi melanjutkan perkataanya,Maka Abah Rusli pernah menyampaikan di Alam Nikmat itu sepi,karena
yang melayani ada yang di layani belum ada
Bagian Kedua
pada bagian kedua ini H.Dwi menjelaskan tentang Syurga yang di sebutkan didalam Al-Quran bahwa syurga itu bertingkat tingkat,yang mana Rasulullah dengan ahklaknya menembus alam Nurjanah yang mana disana di batasi oleh raf raf atau tirai di sahara sidratul muntaha,raf raf itu dalam bahasa Abah Rusli tebalnya hanya sekulit bawang.
Dan perjalanan Abah Rusli untuk menembus raf itu dengan perjalanan AHKLAKUL KARIMAH DAN NAFSU MUTMA'INAH bertemulah perjalanan Beliau sampai ALAM NIKMAT.
Penjelasan H.Dwi ini di awali dari penjabaran Ya'Sin
Ya' itu adalah Yaumul Fath (hari kemenangan) yang mana orang berahklakul karimah dan nafsu
mutmainah benar-benar menemukan Rahimnya Inalillahi wainaillahi rojiun,kalau itu tidak ada maka benar
benar bertemu dengan YA' yaitu Yaumul Hisab
Yaumul hisab (hari perhitungan) maka hari itu benar benar di hisab segala perbuatanya di hitung perbuatanya
,apa yang di hitung?
Yang di hisab adalah SIN,yaitu sirot atau lidah
.
Sabar itu di mulut yaitu lidah
maka ketika bertaring dan bercakar tidaklah patut menempati alam manusia
Bagian ketiga
Pada bagian ketiga ini H.Dwi menjelaskan tentang ASBAH atau dalam bahasa ilmiah GEN sebagai pembawa sifat.
Berbakti kepada orang tua itu bukan hanya ketika mereka masih hidup, tetapi ketika sudah meninggalpun
berkaitan dengan anak yang sholeh itu tetaplah berlaku,kalau ada rezeki bagilah nasi bungkus
kepada orang yang memerlukan,kalau ada rezeki yang berlebih potonglah sapi
untuk dagingnya untuk memberi makan orang banyak lebih-lebih kepada orang di bawah kita.
Dan Asbah itu turun kepada anak laki-laki,karena laki-laki sebagai pemimpin
Lalu H.Dwi menunjuk Wahyu dan Ibnu cucu Abah Rusli yang ikut dalam rombongan,dan Radit anak adari H.Roly kebetulan tidak ikut dalam rombongan tersebut.
Wahyu ini adalah Asbah dari Abah Rusli kalau misal Wahyu tidak ada maka di gantikan
oleh Ibnu
ada yang bertanya,Kalau laki laki sebagai Asbah lalu bagaimana
dengan perempuan?.
H.Dwi menjawab,
Tuhan Itu adil,Naikan menjadi dari yang satu menjadi banyak,maka tidak
ada perbedaan disana
.
sebagai contoh Janda sebagai singgle parent dalam rumah tangga sebenarnya dia
adalah pemimpin minimal dalam keluarganya,kalau ada suaminya maka yang menjadi peminpin
adalah suaminya tersebut.
(untuk catatan:ketika silaturahmi ini anak-anak Abah Rusli yang laki-laki sudah meninggal, dan tinggalah Hj.Ima anak perempuan Abah Rusli.Garis laki-laki yang ada tinggalah cucu beliau yaitu Wahyu Harun Arasid putra dari Alm. H.Otoh,Ibnu Harun Arasyid putra dari Hj.Ima dan Radit putra Dari alm.H.roly)